Kamis, 03 Maret 2011
Sahabat Sejati
“Haiiii...“Sebuah sapaan akrab yang selalu kedengar, sepintas sapaan tersebut terlintas dalam pikiranku saat mengenang masa – masa kelas sepuluh bersama teman – teman saat bertemu setiap harinya.Kini semua telah berubah. Entah karena diriku yang memang berubah atau mereka yang berubah. “Hai, Ani. Wah anak IPA sombong nih sekarang,“ sapa temanku Andri.Sedih hatiku mendengar ucapan tersebut dan memikirkan apa keselahanku sehingga dia berkata seperti itu kepadaku.“Hai juga. Sombong? Sombong gimana? Kamu kali yang sombong,” jawabku.Setiap hari kudengar ucapan tersebut keluar dari mulut teman – teman terdekatku bahkan teman yang lainnya yang menganggap bawa anak IPA selalu sombong. “Apa sih bagusnya IPA? Apa yang bisa di sombongin sama anak IPA?,” pikirku setiap hari saat melihat dan mendengar temanku menjauh dan mengucapkan kata – kata “SOMBONG”.Lama kelamaan aku pun merasa tidak tahan dengan ucapan tersebut, ucapan yang terdengar memojokkan diriku.Akhirnya tidak lama kemudian aku SMS dua orang di antara mereka yang ku pikir mereka pasti tahu penyebabnya.“Hai. Apa kabar nih? Oh ya, aku mau tanya sesuatu. Apa aku punya salah sama kamu?,” SMSku kepada keduanya.“Ga kok,” jawab Dita.“Yakin?,” tanyaku kembali.“Yakin,” jawab Dita.Jawaban Dita yang begitu singkat menambah pikiranku yang sedang kacau. Namun jika aku tidak bersalah mengapa aku dijauhi?.Beberapa saat kemudian Vino membalas SMSku, “Ga kok, Ni. Memang kenapa?”.“Ga kenapa – kenapa. Aku hanya merasa ada yang aneh aja sama sikap kamu dan teman – teman ke aku. Kenapa kalian menjauhi aku?,” jawabku. “Ah masa sih? Kata siapa? Biasa aja kok,” jawab Vino.Aneh, sungguh jawaban mereka semua tak masuk akal. Jawaban mereka membuatku semakin bingung. Setelah beberapa lama SMSan dengan Vino, akhirnya dia mengungkapkan alasan mengapa dia dan teman – teman menjauhiku.“Sebelumnya aku minta maaf ya, Ni. Kita ngerasa sekarang kamu berbeda dengan yang dulu. Sejak kamu masuk IPA, kamu ga pernah turun ke kelas kita untuk menemui kita, ngumpul sama kita, juga makan dengan sama kita. Aku jujur aja ya sama kamu. Maaf kalau kata – kata aku udah buat kamu sakit hati,” kata Vino saat SMS.Oh, ternyata aku yang salah? Tapi apa karena aku jarang menemui mereka, ngumpul sama mereka aku harus di jauhi? Apakah itu yang dinamakan sahabat?.Sungguh hatiku perih mendengar pernyataan tersebut. Tetapi di lain hal, pernyataan tersebut membuat aku merasa tenang.Lalu aku membalas SMS tersebut, “Oh begitu. Maaf ya. Bukan aku tidak mau berkumpul lagi sama kalian, tapi sekarang sama dulu itu beda. Apalagi sekarang aku IPA. Ya aku hanya bisa berharap kamu bisa mengerti keadaan ini.Aku juga harus adaptasi dengan kelas yang baru.”“Iya, aku ngerti kok. Tapi tolong kamu luangkan waktu saat istirahat untuk menemui kita. Kita ngumpul lagi seperti dulu,” kata Vino.“Aku juga tidak mau seperti itu. Tapi apa daya aku . Kadang kelas aku tidak istirahat. Gimana mau ketemu sama kalian?,” jawabku.Meskipun sedikit lebih tenang dari sebelumnya, tetap saja aku masih bingung. Apa harus aku yang selalu menemui dia? Kenapa tidak dia yang menemuiki sekali – kali di kelas?Sempat ku berpikir mereka semua egois. Mereka hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri, mereka tidak memikirkan apa yang kurasakan saat ini.“Anak IPA sombong. Gengsi anak IPA tinggi. Anak IPA malu bermain dengan anak IPS”. Apa ungkapan itu betul?. Seandainya aku malu bermain dengan anak IPS, pasti aku pun akan menjauhi saudaraku yang duduk di kelas IPS bersama temanku. Buktinya aku suka ngobrol dengan anak IPS saat pagi sebelum pintu kelas dibuka dan mereka datang.Hari – hari pun berlalu dengan cepat. Sejak Vino, mengungkapkan alas an mengapa menjauhiku, aku pun berusaha untuk introspeksi diri dan mengubah sikapku yang menurut mereka aku sombong.“Hai, teman – teman sedang apa? Aku makan dengan kalian disini ya,” sapaku kepada teman – temanku.“Oh, iya. Boleh kok. Duduk aja,” kata Vino membalas sapaanku.“Baik. Makasih,” jawabku.Ada sedikit perilaku aneh yang tak biasa ditunjukkan oleh Dita. Mengapa saat aku datang ia pergi? Apa salah aku makan bersama mereka lagi?Selesai makan aku kembali ke kelas dan SMS ke Vino, “Hai, Vin. Kok tadi Dita pergi saat aku datang? Sepertinya percuma aku ngumpul lagi dengan kalian. Aku seperti sudah tidak dianggap.”“Ga kok, Ni. Kamu masih teman kita. Mungkin kita semua butuh waktu. Kita kan sudah lama tidak kumpul bersama lagi,” jawab Vino.Beberapa hari kemudian suasana semakin membaik meskipun aku masih sedikit asing dengan suasana seperti itu. Namun ku mencoba untuk membiasakan diri kembali dengan teman-temanku.Sejak saat itu aku berusaha untuk selalu mendekatkan diri dengan mereka. Berkumpul dan saling berbagi dengan mereka, meskipun suasananya tidak seperti dulu saat kita kelas sepuluh. Setelah itu aku baru menyadari betapa pentingnya seorang sahabat dalam hidup. Kita dapat saling mengasihi dan berbagi dengan mereka baik dalam suka dan duka. Tanpa mereka apa artinya hidupku ini. Terima kasih teman.
Tinggi Badan
:
179 cm
Biografi :
Terlahir dengan nama panjang Zachary David Alexander Efron, aktor muda ini mengawali karirnya sejak usia 11 tahun saat kedua orang tuanya melihat bakat menyanyi pada Zac. Dari kursus vokal yang ia ambil, Zac kemudian mendapat bagian pada sebuah produksi teater semacam GIPSY, PETER PAN, dan AUNTIE MAME.
Peran dalam teater ini dengan segera disusul oleh penampilan Zac pada layar kaca. Pemirsa TV mungkin masih ingat peran aktor muda ini dalam serial TV ER atau FIREFLY. Zac bahkan pernah berperan sebagai bocah penderita autis pada serial MIRACLE RUN sekitar tahun 2004 lalu.
Zac juga sempat tampil dalam serial CSI: MIAMI, HIGH SCHOOL MUSICAL, dan HAIRSPRAY. Dalam perannya sebagai Link Larkin pada HAIRSPRAY Zac sempat memperoleh penghargaan Young Hollywood Award.
Walaupun baru berkarir selama 6 tahun, namun tak sedikit film yang sudah dibintangi aktor muda ini. Tak kurang dari 25 judul film sudah mencantumkan nama aktor ini sejak tahun 2002 hingga sekarang. Dan dari 25 judul film itu, Zac sudah meraih tak kurang dari 6 penghargaan.
Melanjutkan kesuksesan dari film HIGH SCHOOL MUSICAL, Zac kembali didapuk jadi pemeran utama bersama sang kekasih, Vannesa Hudgens di HIGH SCHOOL MUSICAL 2 dan HIGH SCHOOL MUSICAL 3.
Peran dalam teater ini dengan segera disusul oleh penampilan Zac pada layar kaca. Pemirsa TV mungkin masih ingat peran aktor muda ini dalam serial TV ER atau FIREFLY. Zac bahkan pernah berperan sebagai bocah penderita autis pada serial MIRACLE RUN sekitar tahun 2004 lalu.
Zac juga sempat tampil dalam serial CSI: MIAMI, HIGH SCHOOL MUSICAL, dan HAIRSPRAY. Dalam perannya sebagai Link Larkin pada HAIRSPRAY Zac sempat memperoleh penghargaan Young Hollywood Award.
Walaupun baru berkarir selama 6 tahun, namun tak sedikit film yang sudah dibintangi aktor muda ini. Tak kurang dari 25 judul film sudah mencantumkan nama aktor ini sejak tahun 2002 hingga sekarang. Dan dari 25 judul film itu, Zac sudah meraih tak kurang dari 6 penghargaan.
Melanjutkan kesuksesan dari film HIGH SCHOOL MUSICAL, Zac kembali didapuk jadi pemeran utama bersama sang kekasih, Vannesa Hudgens di HIGH SCHOOL MUSICAL 2 dan HIGH SCHOOL MUSICAL 3.
Musik Favorit
:
Sex Pistols, indie musik
Biografi :
PERSONAL
Daniel Jacob Radcliffe sendiri adalah aktor asal Inggris, anak dari pasangan Alan Radcliffe dan Marcia Gersham yang lahir pada 23 Juli 1989 di Fullham, London, Inggris. Bakat berakting Radcliffe sudah dimulai sejak dia mengikuti beberapa produksi di sekolah.
Setelah karirnya yang gemilang dalam membintangi ketujuh sekuel Harry Potter, yang diangkat dari novel terkenal karangan JK Rowling yang tersebar ke seluruh dunia, Daniel menjadi remaja (di bawah 30 tahun) terkaya di Inggris,dengan pendapatan 42 juta pound, mengungguli Kiera Knightley, Emma Watson, Ruppert Grint, dan Robert Pattinson.
Daniel memiliki beberapa pengakuan yang mengejutkan mengenai dirinya, seperti pengakuannya yang mencoba membaca buku Harry Potter ketika berumur 8 tahun, dan tidak mampu menyelesaikannya. Buku ini akhirnya mampu diselesaikannya ketika dia memerankan Harry Potter, dengan buku ketiga, Prisoner of Azkaban sebagai buku favoritnya. Daniel juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah benar-benar menonton film THE TAILOR OF PANAMA yang dibintanginya.
KARIR
Karir professional Daniel dimulai setelah dia membintangi serial TV DAVID COPPERFIELD pada 1999 sebagai Copperfield muda. Dua tahun kemudian, Daniel berperan sebagai Mark Pendel pada film THE TAILOR OF PANAMA.
Kecemerlangannya dalam berakting menarik perhatian Chris Colombus yang memberikannya peran utama sebagai Harry Potter dalam HARRY POTTER AND THE SORCERER'S STONE. Setelah film ini, Daniel dikenal publik di seluruh dunia, dan tidak bisa dilepaskan dari citra Harry Potter. Oleh karenanya, Daniel mendapatkan kontrak untuk terus melakoni perannya sebagai penyihir cilik yang dilakoninya sejak berumur 11 tahun itu dalam ke-enam film sekuel Harry Potter lainnya hingga 2010, yaitu HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SECRET, HARRY POTTER AND THE PRISONER OF AZKABAN, HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE, HARRY POTTER AND THE ORDER OF PHOENIX, HARRY POTTER AND THE HALF-BLOOD PRINCE, dan HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS yang terus menyita perhatian publik internasional.
Di tengah-tengah pembuatan film-film Harry Potter, Daniel juga sempat membintangi film DECEMBER BOYS pada 2007 yang dibuat di Adelaide dan beberapa wilayah di sekitar Australia.
Daniel sempat dinominasikan sebagai Best Newcomer pada Variety Club Award. Daniel, yang dalam perannya kerap memakai kacamata ini, juga menerima penghargaan Sir James Carreras sebagai Outstanding New Talent dalam perannya dalam Harry Potter. Time Kids juga menganugerahi Radcliffe penghargaan Person of the Year 2002.
Pada pertengahan Juli 2010, Radcliffe mulai berperan dalam film lain selain Harry Potter, yaitu pada THE WOMEN IN BLACK, sebagai Arthur Kipp, seorang pengacara muda yang menyelidiki keberadaan wanita berbaju hitam.
Daniel juga dikabarkan akan kembali ke Broadway dengan menjadi bintang dalam drama yang berjudul HOW TO SUCCEED IN BUSINESS WITHOUT REALLY TRYING setelah perannya sebagai Harry Potter sang penyihir tuntas.
Langganan:
Postingan (Atom)